Dalam mendidik anak tantangan setiap zaman itu berbeda, zaman dahulu dan sekarang berbeda. Dahulu tantangannya tidak begitu dahsyat. Segal...
Dalam mendidik anak tantangan setiap zaman itu berbeda,
zaman dahulu dan sekarang berbeda. Dahulu tantangannya tidak begitu
dahsyat. Segalak-galaknya orang tua ketika marah, anak masih memiliki
keinginan untuk pulang. Karena dulu hiburan tidak banyak, televisi pun
ada tapi tidak banyak, jika adapun tidak banyak stasiun televisinya.
Dulu lingkungan masih banyak kebun, sawah, belum ada mall, bioskop, dsb. Sehingga dulu orang tua yg tidak punya bekal dalam mendidik anak masih bisa mengatasi permasalahan anak dan membuatnya untuk ingin pulang. Sebab ketika di luar rumah anak pun juga bingung mau ngapain. Namun seiring berkembangnya zaman, teknologi pun juga berkembang, zaman berubah.
Jangan sampai ketika kita memiliki anak, menjadikannya anak yg lemah. Hendaklah kita khawatir, kita takut meninggalkan anak-anak kita dalam keadaan lemah. Anak-anak yg lemah inilah yg mudah tergerus oleh arus zaman. Anak-anak yg lemah yg tidak siap menghadapi perkembangan zaman. Anak menjadi mudah ikut-ikutan. Dan jangan sampai kita menjadi generasi yg ikut-ikutan, jika orang lain baik ikut baik, jika orang lain buruk ikut buruk. Hal ini terjadi karena akarnya tidak kokoh.
Instan
Apapun inginnya selalu instan,makanannya instan. Dan orang tua pun terbawa dalam situasi ini. Dalam mendidik anak maunya juga instan, apapun yang instan tidak akan bertahan lama dan tidak baik. Orang tua ingin menyulap anaknya menjadi baik dalam seketika, padahal untuk membentuk karakter yang baik pada anak itu diperlukan proses. Karena terbawa situasi ini akhirnya orang tua tidak mau melewati proses tersebut. Anak bandel sedikit, langsung ingin dimarahi ataupun di-pesantren-kan. Padahal orang tua sangat berperan penting dalam proses pembentukan karakter anak. Dan melewati proses ini orang tua harus sabar dan sangat diperlukan ilmu.
Fenomena saat ini yang sering terjadi seorang ibu tidak siap utk menyusui anaknya. Belum 2 tahun sudah ingin disapih, atau diberikan susu melalui botol sehingga hubungan batin ibu dan anak kurang dekat. Padahal saat menyusui anak itulah moment yg sangat penting untuk menjalin hubungan batin antara anak dan ibu.
Ciri pemuda tangguh : Tidak mudah memakai fikih darurat ketika terdesak dalam suatu masalah/ujian.
-Dalam keadaan terdesak dan terpaksa
- Digoda di ruangan yang sepi dan dikunci.
- Yusuf AS pun memiliki gejolak nafsu, ia menyukai wanita tersebut. Hal ini membuktikan bahwa Yusuf AS, normal.
Hal tersebut tentu saja tidak mudah untuk dilalui oleh seseorang.
Banyak kita mendengar dan menyaksikan anak muda terjerumus dalam
perilaku seksual yang diharamkan. Pacaran dijadikan sarana untuk
menyalurkan syahwat kepada lawan jenisnya. Tidak hanya dilakukan dalam
ruangan yg sepi, terkadang mereka pun tanpa malu melakukannya di tengah
keramaian.
Dulu lingkungan masih banyak kebun, sawah, belum ada mall, bioskop, dsb. Sehingga dulu orang tua yg tidak punya bekal dalam mendidik anak masih bisa mengatasi permasalahan anak dan membuatnya untuk ingin pulang. Sebab ketika di luar rumah anak pun juga bingung mau ngapain. Namun seiring berkembangnya zaman, teknologi pun juga berkembang, zaman berubah.
Jangan sampai ketika kita memiliki anak, menjadikannya anak yg lemah. Hendaklah kita khawatir, kita takut meninggalkan anak-anak kita dalam keadaan lemah. Anak-anak yg lemah inilah yg mudah tergerus oleh arus zaman. Anak-anak yg lemah yg tidak siap menghadapi perkembangan zaman. Anak menjadi mudah ikut-ikutan. Dan jangan sampai kita menjadi generasi yg ikut-ikutan, jika orang lain baik ikut baik, jika orang lain buruk ikut buruk. Hal ini terjadi karena akarnya tidak kokoh.
Dalam Q. S. Yusuf : 24-27 terdapat pelajaran yg sangat berharga untuk bisa kita renungkan dan diambil hikmahnya
Ayat 24
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit,
Ayat 25
تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan
seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia
supaya mereka selalu ingat.
Ayat 26
وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ
Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang
buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak
dapat tetap (tegak) sedikitpun.
Ayat 27
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ
فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ
الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan
ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah
menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia
kehendaki.
Anak
yang lemah , akan mudah roboh, mudah galau, dan mudah stres. Ciri anak
yg lemah dia mudah sekali putus asa. Inilah zaman yg akan kita hadapi,
zaman Cyber, maka diperlukan bekal ilmu yang baik dalam mempersiapkan
generasi yg tangguh. Agar tidak menciptakan generasi yang mudah ngikut
apa kata orang.
Generasi Cyber :
disebut juga dengan I-Generation, generasi Z, generasi Net, generasi Internet.
Lahir pada tahun 95 keatas dan identik dengan era digital.
Ciri-ciri :
-Fasih teknologi
-Jaringan sosial via media
Pada zaman ini sulit kita temukan anak yang tidak memiliki sosial media. Minimal pasti punya facebook, twitter, ataupun path.
-Punya jaring sosial
-Multitasking
Akibatnya membuat anak tidak fokus.
-Naik motor sambil balas sms,
-Setelah shalat yang dicari hp, dzikir sambil buka whatshapp.
Yg mana jika hal ini dibiarkan akan sangat membahayakannya
disebut juga dengan I-Generation, generasi Z, generasi Net, generasi Internet.
Lahir pada tahun 95 keatas dan identik dengan era digital.
Ciri-ciri :
-Fasih teknologi
-Jaringan sosial via media
Pada zaman ini sulit kita temukan anak yang tidak memiliki sosial media. Minimal pasti punya facebook, twitter, ataupun path.
-Punya jaring sosial
-Multitasking
Akibatnya membuat anak tidak fokus.
-Naik motor sambil balas sms,
-Setelah shalat yang dicari hp, dzikir sambil buka whatshapp.
Yg mana jika hal ini dibiarkan akan sangat membahayakannya
InstanApapun inginnya selalu instan,makanannya instan. Dan orang tua pun terbawa dalam situasi ini. Dalam mendidik anak maunya juga instan, apapun yang instan tidak akan bertahan lama dan tidak baik. Orang tua ingin menyulap anaknya menjadi baik dalam seketika, padahal untuk membentuk karakter yang baik pada anak itu diperlukan proses. Karena terbawa situasi ini akhirnya orang tua tidak mau melewati proses tersebut. Anak bandel sedikit, langsung ingin dimarahi ataupun di-pesantren-kan. Padahal orang tua sangat berperan penting dalam proses pembentukan karakter anak. Dan melewati proses ini orang tua harus sabar dan sangat diperlukan ilmu.
Fenomena saat ini yang sering terjadi seorang ibu tidak siap utk menyusui anaknya. Belum 2 tahun sudah ingin disapih, atau diberikan susu melalui botol sehingga hubungan batin ibu dan anak kurang dekat. Padahal saat menyusui anak itulah moment yg sangat penting untuk menjalin hubungan batin antara anak dan ibu.
Orang
jadi lebih suka mendapat gelar yang banyak dengan waktu yg cepat
daripada mendapat ilmu yg banyak. Kalau perolehan tersebut diiringi
dengan proses yang bagus tidak masalah. Artinya dalam mendapatkan gelar
tersebut kita menjalani prosesnya dengan baik tidak hanya asal cepat.
Sehingga dengan perolehan tersebut membuat kita semakin bermanfaat.
Dalam
menghafal Al Quran pun juga tidak bisa instan, karena Al Quran
diturunkan secara berangsur-angsur. Al Quran bukan hanya untuk selesai
dihafalkan, namun untuk dipelajari, ditadabburi, dan dijadikan sebagai
sarana untuk belajar akhlak. Sehingga akhlak kita mencerminkan seorang
penghafal Al Quran.
Dampak kualitas generasi Cyber
-Menjadi Asosial
Ada kejadian mengelak, karena cuma diajari untuk 'ngelike' dan komentar. Kurang peka dalam tindakan.
-Terburu-buru dan menjadi tidak teliti
-Tidak tangguh dalam proses,gampang putus asa
-Karena terbiasa di gadget jika tidak suka tinggal hapus, tidak suka group langsung left.
-Menjadi Asosial
Ada kejadian mengelak, karena cuma diajari untuk 'ngelike' dan komentar. Kurang peka dalam tindakan.
-Terburu-buru dan menjadi tidak teliti
-Tidak tangguh dalam proses,gampang putus asa
-Karena terbiasa di gadget jika tidak suka tinggal hapus, tidak suka group langsung left.
- Techno Junkies
Lebih takut kehilangan gadget daripada orangtua
Lebih takut kehilangan gadget daripada orangtua
Kalau dulu Sandang pangan, papan. Sekarang menjadi sandang, pangan, pulsa, paket data.Rela lapar demi pulsa
- Konsumtif
Mengikuti pola perkembangan teknologi, namun tidak mengukur gaji orang tua.
Ketika orang tua tidak mampu memberikannya, maka dia rela untuk menjual diri.
Naudzubillah..
- Konsumtif
Mengikuti pola perkembangan teknologi, namun tidak mengukur gaji orang tua.Ketika orang tua tidak mampu memberikannya, maka dia rela untuk menjual diri.
Naudzubillah..
"Anak menjadi takut sendiri dalam kebenaran daripada beramai dalam kemaksiatan."
"islam asal mulanya asing, sampai akhirnya pun akan asing"
Kita
harus menyiapkan anak untuk menghadapi tantangan. Jangan membiarkan
anak dengan yg manis karena dia akan mengalami stroke jiwa : Tidak siap
menghadapi realitas. Collapse, yaitu ketika realitas tidak sesuai dengan
harapan.
- Ikut-ikutan dan mudah dipengaruhi
- Mendidik anak tangguh : belajar dari Yusuf AS
- Kisah yusuf adalah kisah terbaik
- Kisah yusuf adalah kisah terbaik
Q. S. Yusuf : 3
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا
أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَٰذَا الْقُرْآنَ وَإِنْ كُنْتَ مِنْ قَبْلِهِ
لَمِنَ الْغَافِلِينَ
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami
mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.
- Disebut terbaik selain karena kisahnya yg paling lengkap dalam satu surat juga memiliki unsur drama yg tinggi
- Memiliki pesan yg kuat akan kemampuan seorang hamba dalam melewati ujian
- Memiliki pesan yg kuat akan kemampuan seorang hamba dalam melewati ujian
Seseorang dikatakan tangguh, apabila mampu menghadapi ujian dalam 3 hal (Merujuk kisah Yusuf AS) :
- Ujian dalam situasi sulit, yaitu ketika hampir dibunuh oleh saudara kandungnya, karena merasa iri. Saudaranya cemburu karena Yusuf AS paling disayangi oleh ayahnya.
- Ujian syahwat, yaitu ketika digoda oleh Zulaikah
- Ujian kemarahan, saat bertemu kembali dengan saudaranya, yang dulu pernah ingin membunuhnya, namun beliau tidak membalas dan mencacinya. Hal ini menunjukkan kematangan emosional.
- Ujian dalam situasi sulit, yaitu ketika hampir dibunuh oleh saudara kandungnya, karena merasa iri. Saudaranya cemburu karena Yusuf AS paling disayangi oleh ayahnya.
- Ujian syahwat, yaitu ketika digoda oleh Zulaikah
- Ujian kemarahan, saat bertemu kembali dengan saudaranya, yang dulu pernah ingin membunuhnya, namun beliau tidak membalas dan mencacinya. Hal ini menunjukkan kematangan emosional.
Yusuf Pemuda Tangguh
- Tangguh dalam melewati Ujian Syahwat
Q. S. Yusuf : 24
- Tangguh dalam melewati Ujian Syahwat
Q. S. Yusuf : 24
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَىٰ
بُرْهَانَ رَبِّهِ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ
إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan
perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula)
dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya.
Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang
terpilih.
-Yang
dialami oleh Yusuf AS adalah ujian yg paling berat. Bukan hanya ujian
berupa beratnya penderitaan. Namun juga tentang perjuangan menjaga
kesucian dari melawan syahwat yang menggoda.
-Yusuf AS asalnya dari Palestin, kemudian dibuang oleh saudaranya, yang kemudian terbawa ke Mesir.
-Di negeri orang , ketika orang ingin berbuat maksiat, itu bebas, lebih mudah, karena merasa tidak akda yang mengenalnya. Sedangkan ketika di negeri sendiri pasti mikir, karena malu terhadap orang yg mengenalnya.
-Yusuf AS asalnya dari Palestin, kemudian dibuang oleh saudaranya, yang kemudian terbawa ke Mesir.
-Di negeri orang , ketika orang ingin berbuat maksiat, itu bebas, lebih mudah, karena merasa tidak akda yang mengenalnya. Sedangkan ketika di negeri sendiri pasti mikir, karena malu terhadap orang yg mengenalnya.
-Seseorang
dikatakan tangguh saat menghadapi ujian justru bukan saat dirumah
ataupun di pesantren. Namun ketika dilingkungan yg heterogen, kita bisa
menghadapi atau tidak.
Nabi Yusuf AS, menghadapi ujian syahwat yg berat, karena ia digoda:
- Di negeri orang, jauh dengan keluarga, orang di sekitar tidak ada yg mengenalnya.
- Oleh wanita yg sangat cantik, Istri pembesar yg punya otoritas. Jika tidak dituruti maka akan dibunuh atau dipenjarakan.
- Di negeri orang, jauh dengan keluarga, orang di sekitar tidak ada yg mengenalnya.
- Oleh wanita yg sangat cantik, Istri pembesar yg punya otoritas. Jika tidak dituruti maka akan dibunuh atau dipenjarakan.
Ciri pemuda tangguh : Tidak mudah memakai fikih darurat ketika terdesak dalam suatu masalah/ujian.
-Dalam keadaan terdesak dan terpaksa
- Digoda di ruangan yang sepi dan dikunci.
- Yusuf AS pun memiliki gejolak nafsu, ia menyukai wanita tersebut. Hal ini membuktikan bahwa Yusuf AS, normal.
Hal tersebut tentu saja tidak mudah untuk dilalui oleh seseorang.
Banyak kita mendengar dan menyaksikan anak muda terjerumus dalam
perilaku seksual yang diharamkan. Pacaran dijadikan sarana untuk
menyalurkan syahwat kepada lawan jenisnya. Tidak hanya dilakukan dalam
ruangan yg sepi, terkadang mereka pun tanpa malu melakukannya di tengah
keramaian.
Yusuf AS, adalah manusia pilihan. Ia memiliki wajah yang tampan diatas
rata-rata dan mempesona banyak wanita. Namun ia tidak menjadikannya
sebagai sarana untuk memperdaya wanita demi kepuasan syahwatnya. Ia
begitu sungguh-sungguh dalam menjaga kehormatan dirinya.
Bagaimana cara Yusuf AS membebaskan dari ujian ini?
-Mendapat petunjuk Allah SWT,
Ibnu
Jarir, Ibnu Abi Hatim, Abusy Syekh meriwayatkan dari Qotadah dalam ayat
yang berbunyi {لَوْلا أَنْ رَأى بُرْهَانَ رَبِّهِ } ia berkata : Yusuf
melihat tanda kekuasaan Rabb-nya, yang dengan izin-Nya, Allah SWT
jauhkan ia dari maksiat; telah disampaikan kepada kami bahwa muncul
wajah Ya’qub yang sedang menggigit kedua jarinya seraya berkata: Yusuf!
Apakah kau hendak mengerjakan amalnya orang-orang yang bodoh, padahal
dirimu telah tercatat sebagai salah satu Nabi! Maka itulah petunjuk yang
dimaksud dan Allah SWT mencabut setiap syahwat yang ada di setiap
persendiannya
Muhammad bin Sirin berkata: Ya’qub alaihis salam terlihat
sedang menggigit kedua jarinya sambil berkata: Yusuf bin Ya’qub bin
Ishaq bin Ibrahim Khalilur Rahman (Kekasih Allah yang Maha Rahman),
namamu tercatat di antara para Nabi, sementara kamu sekarang melakukan
perbuatan orang-orang bodoh.
Keterangan diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa
sosok Ya’qub sebagai seorang ayah memiliki hubungan yg sangat dekat
dengan anaknya. Bahkan dalam situasi darurat ia masih menjadi pengingat
bagi anaknya untuk menjaga kesucian dan kehormatannya. Nasehat yang
diberikan begitu membekas dalam ingatan sehingga terpancar dengan jelas
di depan Yusuf AS sosok wajah ayahnya. Padahal sang ayah terpisah jauh
darinya. Yusuf berada di Mesir sedangkan ayahnya berada di negeri Syam.
-Peran AYAH dalam membentuk anak tangguh :
Kedekatan hubungan di masa kecil-ikatan batin yg kuat AYAH dan anak
Ditandai dengan cerita akan mimpi yg sifatnya privat
Q. S. Yusuf : 4
Kedekatan hubungan di masa kecil-ikatan batin yg kuat AYAH dan anak
Ditandai dengan cerita akan mimpi yg sifatnya privat
Q. S. Yusuf : 4
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ
أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي
سَاجِدِينَ
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai
ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan
bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku".
Yusuf memanggil ayahnya : yaa Abati,
Kenapa memakai kata Abati ?
Dalam bahasa arab Abi adalah panggilan untuk ayah dalam jarak dekat, sedangkan Abati untuk jarak jauh, yg menandakan sangat rindunya.
Lalu dalam kisah Yusuf tersebut kan terjadi dalam jarak dekat, namun kenapa memakai kata Abati?
Hal ini menunjukkan bahwa sangat rindunya Yusuf AS dengan ayahnya, walaupun dalam jarakdekat. MasyaAllah, sosok AYAH yg dirindukan walaupun jaraknya dekat, hal ini menunjukkan begitu dekatnya seorang Ya'qub AS dengan anaknya.
Kenapa memakai kata Abati ?
Dalam bahasa arab Abi adalah panggilan untuk ayah dalam jarak dekat, sedangkan Abati untuk jarak jauh, yg menandakan sangat rindunya.
Lalu dalam kisah Yusuf tersebut kan terjadi dalam jarak dekat, namun kenapa memakai kata Abati?
Hal ini menunjukkan bahwa sangat rindunya Yusuf AS dengan ayahnya, walaupun dalam jarakdekat. MasyaAllah, sosok AYAH yg dirindukan walaupun jaraknya dekat, hal ini menunjukkan begitu dekatnya seorang Ya'qub AS dengan anaknya.
Ada cerita mimpi. Sejatinya ketika anak cerita mimpi, berarti tidak ada privasi antara AYAH dan anak.
Tugas orang tua di era Generasi Cyber
- Menjebol privasi remaja
- Privasi di kalangan remaja sejatinya membunuhnya
- Anak remaja butuh bimbingan meski merasa sudah dewasa karena masih minim pengalaman
- Menjalin kedekatan sedini mungkin
- Menjebol privasi remaja
- Privasi di kalangan remaja sejatinya membunuhnya
- Anak remaja butuh bimbingan meski merasa sudah dewasa karena masih minim pengalaman
- Menjalin kedekatan sedini mungkin
5 masa krisis seorang anak, dimana masa-masa ini sosok seorang AYAH sangat berperan :
- Awal sekolah
- Menjelang pubertas
- Pubertas
- Persiapan nikah
- 5 tahun pertama usia pernikaan
--> AYAH berperan penting sebagai penyelamat.
--> Nasehat seorang AYAH akan membekas hingga anak beranjak remaja. AYAH akan dijadikan rujukan pertanyaan.
Ayah yang tidak dekat dengan anaknya maka siap-siap mendapatkan menantu yg menyesakkan hati.
- Awal sekolah
- Menjelang pubertas
- Pubertas
- Persiapan nikah
- 5 tahun pertama usia pernikaan
--> AYAH berperan penting sebagai penyelamat.
--> Nasehat seorang AYAH akan membekas hingga anak beranjak remaja. AYAH akan dijadikan rujukan pertanyaan.
Ayah yang tidak dekat dengan anaknya maka siap-siap mendapatkan menantu yg menyesakkan hati.
Peran IBU dalam era Generasi :
- Memberikan rasa nyaman, sebagai magnet yang membuat anak ingin pulang sedangkan AYAH sebagai pemandu dan pagar dalam menghadapi tantangan dunia luar
- Petaka pertama pengasuhan : ketika ibu tidak lagi dirindukan
- Tugas ibu : dikangenin oleh anak
- Miliki skill agar dirindukan
- Memberikan rasa nyaman, sebagai magnet yang membuat anak ingin pulang sedangkan AYAH sebagai pemandu dan pagar dalam menghadapi tantangan dunia luar
- Petaka pertama pengasuhan : ketika ibu tidak lagi dirindukan
- Tugas ibu : dikangenin oleh anak
- Miliki skill agar dirindukan
- Ikatan ibu dan anak kurang dekat : ditandai dengan ibu yg salah dalam
memberikan ASI. Disapih ketika belum waktunya , jarang dipeluk,
memberikan susu melalui botol.
Menjadi ibu yang dikangenin, harus memiliki 3 skill :
-Bisa memasak
- Bisa memijat
Memberikan sentuhan kehangatan kepada anak, ketika dengan memijat ini bisa dijadikan sebagai jalan untuk moment bercerita antara anak-ibu
- Bisa menjadi pendengar yg baik
-Bisa memasak
- Bisa memijat
Memberikan sentuhan kehangatan kepada anak, ketika dengan memijat ini bisa dijadikan sebagai jalan untuk moment bercerita antara anak-ibu
- Bisa menjadi pendengar yg baik
Wallahu a'lam bishshawab
Ustadz Bendri Jaysurrahman

