Oleh : Ust. Imam Nur Suharno Salah satu judul buku karya Ustadz Yusuf Mansur adalah Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus . Hal ...
Oleh : Ust. Imam
Nur Suharno
Salah satu judul
buku karya Ustadz Yusuf Mansur adalah Allah
Dulu, Allah Lagi, Allah Terus. Hal itulah yang seharusnya menjadi spirit
bagi kaum Muslimin dalam menjalani hidup dan kehidupan. Menjadikan Allah
sebagai tujuan segala yang kita lakukan.
Semua urusan
akan menjadi mudah ketika mengandalkan dan berserah diri hanya kepada Allah
semata. Kebingungan akan menjadi sirna, sebab hanya Allah-lah yang menjadi
tempat bergantung.
Namun, masalahnya adalah, tidak sedikit di antara kaum
Muslimin yang menjadikan Allah sebagai prioritas hanya sebatas di lisan saja
dan belum diyakini dalam jiwa.
Bukankah kita
selalu bersumpah akan mempersembahkan seluruh hidup dan mati hanya untuk Nya.
“Katakanlah : Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS.Al An’am 162)
Hal itu pula
yang pernah dilakukan oleh Raja baru Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz Al Saud.
Ia izin menunaikan sholat Ashar (Allah dulu) saat sedang dalam acara
penyambutan Presiden Amerika, Barrack Obama, di Riyadh, Arab Saudi.
Presiden Barrack
Obama datang bersama istrinya, Michelle Obama, dan sejumlah pejabat senior
untuk menyampaikan bela sungkawa secara langsung atas wafatnya Raja Abdullah
bin Abdul Aziz.
Dilansir dari
sabq.org, saat itu Raja Salman tengah menyambut kedatangan Presiden Obama di
Bandara Internasional King Khalid, namun adzan Ashar berkumandang ditengah
acara kenegaraan. Seketika ia menghentikan kegiatan protokoler dan meminta izin
kepada rombongan Presiden Obama untuk menunaikan sholat Ashar terlebih dahulu.
Dewan Fatwa
Provinsi Qashim, Khalid Al Muslih mengatakan, apa yang dilakukan oleh Raja
Salman telah menjadi bukti bahwa ia menghormati hukum Islam meski tengah berada
di acara Kenegaraan. “Bahwa hak Allah berada diatas hak apapun dan siapapun. “
ujarnya.
Ternyata bukan
kali ini saja terjadi pada Presiden Barrack Obama. Sebelumnya, Presiden
Muhammad Mursi pernah beberapa kalimengabaikan sambungan telepon Obama dengan
alasan mau sholat Jumat.
Putri Presiden
Mursi, Syaima Mursi, mengungkapkan, peristiwa itu terjadi pada 28 Juni 2013,
lima hari sebelum terjadinya kudeta militer. Dalam akun facebooknya, ia
menyebutkan, “Presiden Mursi menolak Obama yang meminta berbincanglewat
telepon. Beliau meminta sekretaris untuk menjawab bahwa agendanya sedang penuh.
Beliau menyatakan siap menerima telepon di waktu yang lain, setelah ada
kesempatan.” (dakwatuna)
Dan jauh sebelum
itu, Rasulullah dan para sahabatnya telah meneladankan dalam hal mendahulukan
Allah. Sesibuk apapun urusan tatkala ada panggilan untuk melaksanakan sholat
maka segera ditinggalkan urusan tersebut dan bersegera melaksanakan sholat
berjamaah.
Dalam Hadits
riwayat Bukhari, Aisyah RA pernah ditanya, “Apa yang biasa dilakukan Nabi SAW
dirumahnya?” Aisyah menjawab,”Beliau membantu keluarganya, jika waktu sholat
tiba, maka beliau berwudhu dan keluar untuk sholat.”
Ibnu Abbas RA
menceritakan kepada para sahabat yang disibukkan dengan pekerjaan dan
perdagangannya. Tatkala adzan berkumandang, mereka langsung meninggalkan
perkerjaan dan perdagangannya, kemudian berduyun-duyun menuju masjid untuk
sholat berjamaah.
Begitu pula yang
disaksikan oleh Abdullah bin Umar RA ketika datang kesebuah pasar. Ketika tiba
waktu sholat berjamaah, para pedagang serentak menutup toko-toko mereka dan
bersama-sama berjalan menuju masjid.
Seperti itulah
seharusnya seorang Muslim sejati, dalam kondisi apapun tatkala ada undangan
dari Sang Pencipta untuk menunaikan sholat, ia harus segera memenuhi undangan
tersebut. Dan pesan itu pula yang disampaikan Imam Syahid Hasan Al Banna,
“Bangkitlah segera untuk melakukan sholat apabila mendengarkan adzan walau
bagaimanapun keadaannya.”
Sikap diatas
bertolak belakang dengan masyarakat di Tanah Air. Tidak jarang kita menyaksikan
orang-orang yang lebih asyik rapat, mengajar, berdagang, berolahraga, nonton
televisi, main handphone, ngobrol, sibuk dengan anak, hingga kegiatan
kenegaraan yang justru menomorduakan pelaksanaan ibadah sholat dengan tanpa
bersalah. Astaghfirullah…
Akibat Meremehkan Sholat
Tidak patut bagi
seorang Muslim meremehkan (apalagi meninggalkan) kewajiban ibadah sholat.
Sholat merupakan salah satu pilar dalam bangunan Islam (HR Bukhari), ia ibarat
kepala dalam tubuh (HR Thabrani), dan yang menjadi pembeda antara seseorang
dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan sholat (HR Muslim).
Karena itu,
setiap Muslim hendaknya bertekad untuk mendirikan sholat tepat waktu dan tidak
menunda-nundanya, apalagi meremehkan dan melalaikannya. Secara tegas Al Quran
mengecam orang-orang yang meremehkan kewajiban sholat hingga terlewat waktunya
(QS Al Ma’auun 4-5), dan juga mengecam orang-orang yang melalaikan sholat (QS
Maryam 59).
Selain itu,
akibat dari meremehkan sholat adalah :
1 1. Akan tersesat hidupnya. “Maka
datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan (QS
Maryam 59)
2. Berakibat pada kekufuran. Diriwayatkan dari Jabir RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Antara seorang hambadan kekufuran itu (ada batas pemisah, yaitu) meninggalkan sholat.”
3. Dapat merusaka amal. Dari Anas ibn Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, “ Yang pertama kali akan dihisab dari seseorang pada hari kiamat adalah sholat. Jika sholatnya baik, akan baik pula seluruh amalnya. Jika sholatnya rusak, akan rusak pula seluruh amal perbuatannya.”
4. Dimasukkan ke dalam neraka. Allah SWT berfirman, “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sholat.” (QS Al Muddatstsiir 42-43)
2. Berakibat pada kekufuran. Diriwayatkan dari Jabir RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Antara seorang hambadan kekufuran itu (ada batas pemisah, yaitu) meninggalkan sholat.”
3. Dapat merusaka amal. Dari Anas ibn Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, “ Yang pertama kali akan dihisab dari seseorang pada hari kiamat adalah sholat. Jika sholatnya baik, akan baik pula seluruh amalnya. Jika sholatnya rusak, akan rusak pula seluruh amal perbuatannya.”
4. Dimasukkan ke dalam neraka. Allah SWT berfirman, “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sholat.” (QS Al Muddatstsiir 42-43)
Karena itu wahai
saudaraku, laksanakanlah sholat lima waktu dengan istiqomah dalam keadaan
apapun sebelum kita disholatkan.
Sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda, “Shalatlah dengan berdiri, jika tidak mampu dengan
duduk, jika tidak mampu maka dengan berbaring, dan jika tidak mampu maka
gunakan isyarat.”(HR Bukahri). Jika tidak bisa sholat samasekali maka tinggal
disholatkan.
Sungguh
beruntung orang-orang yang mampu khusyuk dalam menjalankan sholat. Dan mampu
menjaganya dengan baik. Sehingga baginya adalah surga Firdaus. (QS Al Mukminun
1,2,9,11)
Semoga Allah
memberikan kekuatan kepada kita kaum Muslimin dalam mendahulukan hak-hak Allah
diatas hak apapun dan siapapun. Sehingga layak kita disebut sebagai orang-orang
yang tidak lalai dalam mengingatNya.
Yaitu,
“Orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual
beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sholat dan (dari) membayarkan
zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (dihari itu) hati dan penglihatan
menjadi goncang.” (QS An Nuur 37).
Wallahu A’lam…


